PENGERTIAN PERSEDIAAN
Persediaan adalah barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk
dijual kembali atau
diproses kembali. Persediaan merupakan aset dan merupakan unsur
aktiva lancar
dalam neraca. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia, menyebutkan bahwa istilah
persediaan digunakan untuk menyatakan :
- Barang yang tersedia untuk dijual ( barang dagang/barang jadi )
- Barang yang masih dalam proses produksi untuk diselesaikan, kemudian dijual (barang dalam proses/pengolahan )
- Barang yang akan digunakan untuk produksi barangbarang jadi yang akan dijual ( bahan baku dan bahan pembantu ) dalam kegiatan normal perusahaan.
barang dagangan. Barang dagangan ini diperoleh dari pemasok dan
dijual kembali
kepada konsumen tanpa mengubah bentuknya. Dari hal ini maka
persediaan
memiliki dua karakteristik yang penting, yaitu :
1.
Persediaan itu merupakan
milik perusahaan
2.
Persediaan tersebut siap
untuk dijual kepada para konsumen.
Dalam perusahaan manufaktur ( pengolahan atau pabrik ) terdapat tiga klasifikasi
sediaan yaitu ;
1.
Bahan Baku dan bahan
pembantu, yaitu bahan yang dibeli dengan tujuan untuk
diproses lebih lanjut menjadi bahan jadi.
2.
Barang dalam proses, yaitu
bahan yang sudah dimasukkan dalam suatu proses
produksi , tetapi belum selesai diolah.
3.
Barang jadi, adalah produk
selesai yang dihasilkan dari suatu proses produksi
dan siap untuk dijual.
Persediaan barang, baik dalam perusahaan dagang maupun perusahaan
manufaktur
merupakan unsur/komponen yang akan mempengaruhi neraca maupun
Laporan
Laba Rugi. Oleh karena itu persediaan yang dimiliki perusahaan
dalam satu periode
harus dapat dipisahkan mana yang sudah dibebankan sebagai biaya (
harga pokok
penjualan ) yang akan dilaporkan dalam laba rugi, maupun yang
belum terjual yang
akan dilaporkan dalam Neraca.
PROSEDUR DAN METODE PENCATATAN
Untuk menentukan nilai persediaan barang pada akhir periode, yang
harus
dilaporkan dalam neraca, atau menentukan besarnya harga pokok
persediaan barang
yang telah dijula, atau telah digunakan, yang akan dilaporkan
dalam Laporan rugi
laba, maka perlu diadakan perhitungan. Untuk menghitung nilai
tersebut sebenarnya
tidak sulit, apabila harga pokok barang selama periode akuntansi
tidak mengalami
perubahan. Namun kenyataan bahwa harga pokok barang selalu
mengalami
perubahan, sehingga muncul pertanyaan, seberapa besar nilai
persediaan akhir atau
harga pokok barang yang dijual/digunakan yang harus dilaporkan
pada akhir
periode.
Ada beberapa sistem untuk mencatat harga pokok persediaan akhir
suatu barang.
Sistem yang digunakan dalam hubungannya pencatatan persediaan ada
dua yaitu :
1)
Sistem Fisik ( system Periodik )
2)
Sistem buku ( system perpetual/permanent )
1. Sistem Fisik ( physical/periodical
system )
Pada system ini, Harga Pokok Penjualan ( cost of goods sold ) baru dihitung dan
dicatat pada akhir periode akuntansi. Cara yang dilakukan adalah
dengan
menghitung kuantitas barang yang ada di gudang di setiap akhir
periode,
kemudian mengalikanya dengan harga pokok per unitnya. Dengan cara
ini maka
jumlahnya, baik pisik maupun harga pokoknya, tidak dapat diketahui
setiap saat.
Konsekuensinya, jumlah barang yang
hilang tidak dapat dideteksi oleh system
ini.
Pada sistem ini nilai persediaan barang harus dihitung berdasarkan
persediaan
pisik yang ada di gudang atau stock opname. Hasil
perhitungan pisik pada akhir
periode dibuat jurnal sebagai berikut :
Untuk persediaan awal
TANGGAL
|
KETERANGAN
|
REF
|
SALDO
|
||
DEBET
|
KREDIT
|
||||
2009
|
|||||
Maret
|
31
|
Ikhtisar Laba Rugi
|
4.600.000
|
-
|
|
Persediaan
|
-
|
4.600.000
|
|||
Untuk persediaan akhir :
TANGGAL
|
KETERANGAN
|
REF
|
SALDO
|
||
DEBET
|
KREDIT
|
||||
2009
|
|||||
Maret
|
31
|
Persediaan
|
5.750.000
|
-
|
|
Ikhtisar Laba Rugi
|
-
|
5.750.000
|
|||
yang digunakan dalam system pisik ini
adalah :
1. Persediaan barang dagangan atau sediaan.
2. Pembelian barang dagangan atau Pembelian
3. Biaya Angkut Pembelian
4. Potongan Pembelian
5. Retur Pembelian
6. Penjualan
7. Potongan Penjualan
8. Retur Penjulan
9. Harga Pokok Penjualan
Dalam sistem ini mutasi persediaan barang tidak dapat diketahui
dalam bukubuku,
karena setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian.
Karena
tidak ada catatan mutasi persedian maka harga pokok penjualan juga
tidak
dapat diketahui sewaktuwaktu.
Harga Pokok Penjualan baru dapat dihitung
apabila persediaan akhir sudah dihitung.
Perhitungan Harga Pokok Penjualan dilakukan sebagai berikut ;
Persediaan
Barang ( awal )
Rp……………….
|
Pembelian
( netto )
Rp ………………
|
-----------------------+
|
Barang
tersedia untuk dijual Rp ……………..
|
Persedian
barang ( akhir )
Rp……………….
|
----------------------(-)
|
Harga
Pokok Penjualan
Rp ……………….
|
Ada masalah yang timbul apabila digunakan sistem pisik, yaitu jika
diinginkan
menyusun laporan keuangan jangka pendek ( interim ) misalnya
laporan
bulanan, harus mengadakan perhitungan pisik terhadap persediaan
yang ada.
Bila jumlah dan jenis barang dimiliki cukup banyak maka akan
kegiatan ini akan
memakan waktu yang cukup lama, sehingga laporan keuangan juga akan
menjadi terlambat.
2. System Buku ( perpetual system )
Dalam system perpetual, perubahan jumlah persediaan ( fisik maupun
rupiah )
dimonitor setiap saat. Caranya dengan menyediakan kartu persediaan
untuk
setiap jenis persediaan. Kartu ini berfungsi sebagai buku pembantu
persediaan
barang dan digunakan untuk mencatat mutasi persediaan setiap hari.
Setiap
terjadi mutasi persediaan barang selalu dicatat dalam akun persediaan
sehingga
jumlah persediaan sewaktuwaktu
dapat diketahui dengan melihat kolom saldo
akun persediaan.
Rekeningrekening
yang dipergunakan dalam system ini
adalah :
a) Persediaan Barang dagangan atau sediaan
b) Penjualan
c) Potongan penjualan
d) Retur Penjualan
e) Harga Pokok Penjualan.
Secara teori pada akhir periode tidak perlu dibuat penyesuaian
karena harga
penyesuaian persediaan sudah tercermin dalam akun persediaan. Akan
tetapi
dalam kenyataannya nilai persediaan yang sebenarnya tidak selalu
sama dengan
saldo akun. Jika hal ini terjadi perlu diadakan penyelidikan
sebabsebabnya.
Selisih yang terjadi dipindahkan dari akun persediaan ke akun
selisih persediaan.
Contoh soal :
Dalam bulan Januari 2007 PD Makmur Abadi memiliki data sebagai berikut :
Jan 5 Dibeli dari PT Perkasa 6 ton barang dagangan @ Rp
750.000,secara
|
kredit
|
Jan 7 Dikembalikan pada PT Perkasa barang dagangan sebanyak ½
ton
|
yang telah dibeli karena mutunya tak sesuai dengan pesanan.
|
Jan 10 Dijual kepada PT Sejahtera 3 ton barang dagangan @ Rp
825.000
|
Jan 12 Diterima dari CV Sejahtera 2 kwintal barang dagangan yang
dijual
|
karena rusak.
|
Dari data tersebut diminta mencatat transaksi dalam jurnal umum
jika
perusahaan menggunakan sistem pisik dan sistem perpetual.
Jawab :
Sistem Fisik :
TANGGAL
|
KETERANGAN
|
DEBET
|
KREDIT
|
|
2006
|
5
|
Pembelian
|
Rp 4.500.000
|
|
JAN
|
Utang Usaha
|
Rp 4.500.000
|
||
7
|
Utang Usaha
|
Rp 375.000
|
||
Retur Pemb. Dan Pengur.
Harga
|
Rp. 375.000
|
|||
10
|
Piutang Usaha
|
Rp 2.475.000
|
||
Penjualan
|
Rp 2.475.000
|
|||
12
|
Retur Penjln dan Pengrn Harga
|
Rp 165.000
|
||
Piutang Usaha
|
Rp 165.000
|
Sistem Perpetual :
TANGGAL
|
KETERANGAN
|
DEBET
|
KREDIT
|
|
2006
|
5
|
Persediaan Barang Dagangan
|
Rp 4.500.000
|
|
JAN
|
Utang Usaha
|
Rp 4.500.000
|
||
7
|
Utang Usaha
|
Rp 375.000
|
||
Persediaan Barang
Dagangan
|
Rp 375.000
|
|||
10
|
Piutang Usaha
|
Rp 2.475.000
|
||
Penjualan
|
Rp 2.475.000
|
|||
HPP
|
Rp 2.250.000
|
|||
Persediaan Barang
Dagangan
|
Rp 2.250.000
|
|||
12
|
Retur Pnjualan dan Pengrn Harga
|
Rp 165.000
|
||
Piutang Usaha
|
Rp 165.000
|
|||
Persediaan Barang Dagangan
|
Rp 150.000
|
|||
HPP
|
Rp 150.000
|
PENILAIAN PERSEDIAAN DENGAN SISTEM FISIK
Untuk menentukan nilai persediaan barang pada akhir periode
menurut system pisik
adalah sebagai berikut :
1. Metode Tanda Pengenal Khusus
2. Metode RataRata
3. Metode MPKP ( FIFO )
4. Metode MTKP ( LIFO )
5. Metode Persediaan Dasar.
1. Metode Tanda Pengenal Khusus
Dalam metode tanda pengenal khusus ( specific identification ) setiap barang
yang dibeli atau yang masuk diberi kode / tanda pengenal yang
menunjukkan
harga per satuan sesuai faktur yang diterima. Pada metode ini
sudah jelas harga
per satuannya Dengan demikian untuk mengetahui jumlah atau nilai
persediaan
pada akhir periode tinggal mengalikan jumlah barang yang masih ada
dengan
harga yang tercantum dalam etikaet barang tersebut.
2. Metode RataRata
a. Metode RataRata
Sederhana
Dalam metode ini harga barang ditentukan dengan cara membagi
jumlah
harga beli per satuan setiap transaksi pembelian dan persediaan
awal
dengan frekwensi pembelian dan persediaan awal periode.
b. Metode RataRata
Tertimbang
Dalam metode ini harga barang ditentukan dengan cara membagi
jumlah
harga barang yang tersedia untuk dijual yakni jumlah persediaan
awal
ditambah jumlah pembelian dengan kuantitas barang tersebut.
3. Metode MPKP ( FIFO )
Dalam metode ini, barang yang lebih dulu masuk diaggap lebih dulu
keluar atau
dijual sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas persediaan
barang yang dibeli
atau yang masuk belakangan. Jadi harga pokok barang yang keluar
(dijual)
dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli lebih dahulu, sesuai
dengan
jumlah pembeliannya. Atau dengan kata lain nilai persediaan akhir
barang
didasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir, sesuai dengan
jumlah
unitnya.
4. Metode MPKP ( LIFO )
Dalam metode ini, barang yang terakhir masuk diaggap lebih dulu
keluar atau
dijual sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas persediaan
barang yang dibeli
atau yang masuk lebih awal. Sehingga harga pokok barang yang
terjual dihitung
berdasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir sesuai dengan
jumlah
unitnya, atau nilai persediaan barnag didasarkan pada harga barang
yang dibeli
pada awal, sesuai dengan jumlah unitnya.
5. Metode Persediaan Dasar ( Basic Stock )
Disebut juga sebagai persediaan besi, yakni persediaan minimum yang harus
dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga likuiditas perusahaannya.
Dalam metode
ini keterlambatan masuknya barang yang disebabkan adanya kemacetan
atau
sebabsebab
lain tidak mengganggu persediaan sehingga perusahaan masih
dapat melayani pelanggan atau pembeli.
Dalam metode ini persediaan akhir dihitung berdasarkan harga pokok
yang
ditetapkan. Adapun selisih antara persediaan barang yang ada
dengan
persediaan dasar dinilai dengan harga menurut metode yang dikehendaki
(
Metode ratarata,
MPKP, MTKP, harga pasar dll ).
Contoh soal :
PT Amanah dalam bulan Maret 2006 mempunyai data mutasi
persediaan
sebagai berikut :
Maret 1
|
Persediaan awal 300 kg @ Rp 800,=Rp 240.000
|
Maret 3
|
Pembelian 500 kg @ Rp 775,=Rp 387.500
|
Maret 5
|
Penjualan 350 kg
|
Maret 10
|
Pembelian 700 kg @ Rp 825,=Rp 577.500
|
Maret 15
|
Penjualan 300 kg
|
Maret 20
|
Penjualan 500 kg
|
Maret 25
|
Pembelian 200 kg @ Rp 850,=Rp 170.000
|
Berdasarkan data di atas hitunglah nilai persediaan pada tanggal
31 Maret jika
digunakan :
a. Metode identitas khusus, dengan persediaan masih ada berasarl
dari pembelian 3
Maret 350 kg, dan tgl 25 Maret 200 kg
b. Metode ratarata
·
Metode Ratarata
Sederhana
·
Metode ratarata
tertimbang
c. Metode FIFO
d. Metode LIFO
e. Metode persediaan dasar jika ditetapkan persediaan dasar 200 kg
dengan harga
Rp 800,kg
dan selisih antara kuantitas persediaan yang ada dengan persediaan
dasar dihitung berdasar harga ratarata
sederhana.
Jawab :
a.
Metode Identifikasi khusus
Kuantitas persediaan = 1.700 kg – 1.150 kg = 550 kg terdiri dari
Pembelian 3 Maret = 350 x Rp 775 = Rp 271.250
Pembelian 25 Maret = 200 x Rp 850 = Rp 170.00
Nilai Persediaan Rp 441.250
b.Metode ratarata
·
Metode Ratarata
sederhana
Kuantitas akhir = 1.700
kg – 1.150 kg = 550 kg, frekwensi pembelian 4 kali
Harga ratarata = Rp 800,+Rp 775,+Rp 825,+Rp 850
4
= Rp
812,50
Nilai Persediaan = 550 kg
x Rp 812,50 = Rp 446.875
·
Metode ratarata
tertimbang
(300kg x Rp 800,+500kg x Rp
775,+700kg x Rp 825,+200kg x Rp 850)
300kg + 500kg+700kg + 200kg
= Rp 808,82
Nilai persediaan akhir 550 kg x
Rp 808,82 = Rp 444.851
c.Metode
FIFO
Persediaan akhir 550kg
terdiri atas :
Pembelian 25 Maret = 200 x Rp 850,=Rp 170.00
Pembelian 10 Maret = 350 x Rp 825,=Rp 288.750
Nilai Persediaan akhir Rp 458.750
d.Metode
LIFO
Persediaan awal = 300 x Rp 800,=Rp 240.000
Pembelian 10 Maret = 250 x Rp 775,=Rp 193.750
Nilai Persediaan akhir Rp 433.750
e.
Metode Persediaan Dasar
Persediaan dasar =
200 x Rp 800, =Rp 160.000
Harga ratarata sederhana = 350 x Rp 812,50 =Rp 284.375
Nilai Persediaan akhir Rp 444.375
E. PENILAIAN PERSEDIAAN
DENGAN SISTEM PERPETUAL
Dalam sistem perpetual setiap terjadi mutasi persediaan dicatat
dalam akun
persediaan. Metode penilaian persediaan digunakan pada saat
terjadi transaksi
penjualan, dengan membuat Kartu Persediaan Barang secara lengkap
yang memuat
kuantitas, harga satuan, jumlah harga baik untuk lajur masuk,
keluar, maupun sisa.
Kartu persediaan tersebut sebagai buku pembantu untuk tiap macam
barang
digunakan atau yang dijual. Sehingga apabila perusahaan memiliki
15 jenis barang,
maka harus membuat Kartu Perseiaan barang sebanyak 15.
Format Kartu Persediaan adalah sebagai berikut :
UD MEGAH
|
KODE BARANG
|
||||||||
Jln Kenari No 12B
|
KARTU PERSEDIAAN
|
NAMA BARANG
|
|||||||
Yogyakarta
|
|||||||||
TGL
|
MASUK
|
KELUAR
|
PERSEDIAAN
|
||||||
UNIT
|
HARGA/UNIT
|
JUMLAH
|
UNIT
|
HARGA/UNIT
|
JUMLAH
|
UNIT
|
HARGA/UNIT
|
JUMLAH
|
|
Metode penilaian persediaan dalam pencatatan secara perpetual
sebagai berikut :
1. Metode RataRata
bergerak ( Moving Average )
Dalam metode ini, harga beli ratarata
dihitung setiap terjadi transaksi
pembelian. Harga pokok penjualan per satuan didasarkan pada harga
ratarata
pada saat terjadi transaksi penjualan.
2. Metode FIFO
Metode ini beranggapan barang yang ada paling awal dianggap dijual
paling awal
juga. Perbedaanya adalah dalam metode perpetual perhitungan harga
pokok
dilakukan pada saat terjadi penjualan.
3. Metode LIFO
Pada metode ini barang yang terakhir dibeli dianggap dijual lebih
dahulu. Harga
pokok dihitung pada saat terjadi penjualan.
Contoh Soal :
PT Padas Gempal menggunakan metode perpetual dalam mencatat
persediaan
barang. Pada bulan Maret 2008 mempunyai data yang berhubungan
dengan
persediaan barang dagang sebagai berikut :
Maret 1 Persediaan 4.000 unit @ Rp 800
Maret 4 Pembelian 3.000 unit @ Rp 850
Maret 7 Penjualan 5.000 unit
Maret 13 Pembelian 4.000 unit @ Rp 875
Maret 19 Penjualan 5.000 unit
Maret 22 Pembelian 2.000 unit @ Rp 900
Maret 26 Penjualan 2.500 unit
Maret 30 Pembelian 5.000 unit @ Rp 850,Berdasar
dari data tersebut di atas diminta menentukan nilai persediaan
barang
dagang pada tanggal 31 Maret 2008 berdasarkan metode :
a. RataRata
Bergerak
b. FIFO
c. LIFO
Jawab
a. Metode Ratarata bergerak ( Moving
Average )
PT PADAS GEMPAL
|
KODE BARANG
|
MA 012
|
||||||||
Jln. Jambu 24B
|
KARTU PERSEDIAAN
|
NAMA BARANG
|
MAKANAN
|
|||||||
Yogyakarta
|
||||||||||
TANGGAL
|
MASUK
|
KELUAR
|
PERSEDIAAN
|
|||||||
UNIT
|
HARGA
|
JUMLAH
|
UNIT
|
HARGA
|
JUMLAH
|
UNIT
|
HARGA
|
JUMLAH
|
||
2006
|
1
|
4000
|
800
|
3200000
|
||||||
MARET
|
4
|
3000
|
850
|
2550000
|
7000
|
821,43
|
5750000
|
|||
7
|
5000
|
821,43
|
4107150
|
2000
|
821,43
|
1642850
|
||||
13
|
4000
|
875
|
3500000
|
6000
|
857,14
|
5142850
|
||||
19
|
5000
|
857,14
|
4287700
|
1000
|
857,14
|
857150
|
||||
22
|
2000
|
900
|
1800000
|
3000
|
885,72
|
2657150
|
||||
26
|
2500
|
885,72
|
2214300
|
500
|
885,72
|
442850
|
||||
30
|
5000
|
850
|
4250000
|
5500
|
853,26
|
4692850
|
||||
b. Metode FIFO
PT PADAS GEMPAL
|
KODE BARANG
|
MA 012
|
||||||||
Jln. Jambu 24B
|
KARTU PERSEDIAAN
|
NAMA BARANG
|
MAKANAN
|
|||||||
Yogyakarta
|
||||||||||
TANGGAL
|
MASUK
|
KELUAR
|
PERSEDIAAN
|
|||||||
UNIT
|
HARGA
|
JUMLAH
|
UNIT
|
HARGA
|
JUMLAH
|
UNIT
|
HARGA
|
JUMLAH
|
||
2006
|
1
|
4000
|
800
|
3200000
|
||||||
MARET
|
4
|
3000
|
850
|
2550000
|
4000
|
800
|
3200000
|
|||
3000
|
850
|
2250000
|
||||||||
7
|
4000
|
800
|
32000000
|
|||||||
1000
|
850
|
850000
|
2000
|
850
|
1700000
|
|||||
13
|
4000
|
875
|
3500000
|
2000
|
850
|
1700000
|
||||
4000
|
875
|
3500000
|
||||||||
19
|
2000
|
850
|
1700000
|
|||||||
3000
|
875
|
2625000
|
1000
|
875
|
875000
|
|||||
22
|
2000
|
900
|
1800000
|
1000
|
875
|
875000
|
||||
2000
|
900
|
1800000
|
||||||||
26
|
1000
|
875
|
875000
|
|||||||
1500
|
900
|
1350000
|
500
|
900
|
450000
|
|||||
29
|
5000
|
850
|
4250000
|
500
|
900
|
450000
|
||||
5000
|
850
|
4250000
|
||||||||
4700000
|
c. Metode
LIFO
PT PADAS GEMPAL
|
KODE BARANG
|
MA 012
|
||||||||
Jln. Jambu 24B
|
KARTU PERSEDIAAN
|
NAMA BARANG
|
MAKANAN
|
|||||||
Yogyakarta
|
||||||||||
TANGGAL
|
MASUK
|
KELUAR
|
PERSEDIAAN
|
|||||||
UNIT
|
HARGA
|
JUMLAH
|
UNIT
|
HARGA
|
JUMLAH
|
UNIT
|
HARGA
|
JUMLAH
|
||
2006
|
1
|
4000
|
800
|
3200000
|
||||||
MARET
|
4
|
3000
|
850
|
2550000
|
4000
|
800
|
3200000
|
|||
3000
|
850
|
2250000
|
||||||||
7
|
3000
|
850
|
3250000
|
|||||||
2000
|
800
|
1600000
|
2000
|
800
|
1600000
|
|||||
13
|
4000
|
875
|
3500000
|
2000
|
800
|
1600000
|
||||
4000
|
875
|
3500000
|
||||||||
19
|
4000
|
875
|
3500000
|
|||||||
1000
|
850
|
850000
|
1000
|
800
|
800000
|
|||||
22
|
2000
|
900
|
1800000
|
1000
|
800
|
800000
|
||||
2000
|
900
|
1800000
|
||||||||
26
|
2000
|
900
|
1800000
|
|||||||
500
|
800
|
400000
|
500
|
800
|
400000
|
|||||
29
|
5000
|
850
|
4250000
|
500
|
800
|
400000
|
||||
5000
|
850
|
4250000
|
||||||||
4650000
|
F. LATIHAN SOAL
1)
Catatan tentang barang
dagangan yang dimiliki oleh PT Putra Jaya selama
bulan Januari
2008 adalah sebagai berikut :
Jan 1 Persediaan 2.500 unit @ Rp 1.500
Jan 4 Pembelian 4.000 unit @ Rp 1.600
Jan 8 Pembelian 5.000 unit @ Rp 1.650
Jan 15 Pembelian 6.000 unit @ Rp 1.550
Jan 20 Pembelian 3.000 unit @ Rp 1.650
Jan 25 Pembelian 2.500 unit @ Rp 1.700
Jan 30 Pembelian 5.000 unit @ Rp 1.600
Berdasarkan inventarisasi secara fisik,
persediaan barang dagangan pada tanggal
31 Januari 2008 sebanyak 8.000 unit.
Dari data tersebut hitunglah nilai persediaan
akhir bila perusahaan menggunakan
metode pencatatan :
a. Metode tanda pengenal khusus jika 50% persediaan tersebut berasal
dari
pembelian tanggal 30 Januari, 20% dari pembelian tanggal 25
Januari dan
selebihnya pembelian tanggal 15 Januari.
b. FIFO
c. LIFO
d. Ratarata
tertimbang.
2)
UD Amanah menggunakan
sistem perpetual dalam pencatatan persediaan barang
dagangan. Selama bulan Februari 2009 melakukan transaksi sebagai
berikut :
Febr. 1 Persediaan 1.500 unit @ Rp 7.000,Febr.
4 Pembelian 2.000 unit @ Rp 7.250,Febr.
8 Penjualan 1.000 unit
Febr. 13 Pembelian 3.000 unit @ Rp 7.500,Febr.
16 Penjualan 2.300 unit
Febr. 19 Penjualan 1.200 unit
Febr. 24 Pembelian 2.500 unit @ Rp 7.450,Febr.
27 Penjualan 1.800 unit.
Dari data tersebut di atas diminta menentukan nilai persediaan
barang dagangan
pada tanggal 28 Februari 2009 jika menggunakan :
a. Metode FIFO
b. Metode LIFO
c. Metode Ratarata
bergerak
3)
PD Havara memiliki
data pembelian dan penjualan selama bulan Mei 2008
sebagai berikut :
Mei 1 Persediaan awal 15 unit @ Rp 40.000,Mei
5 Penjualan 7 unit @ Rp 50.000,Mei
10 Pembelian 12 unit @ Rp 41.000,Mei
17 Penjualan 8 unit @ Rp 52.500,Mei
22 Penjualan 2 unit @ Rp 53.000,Mei
25 Pembelian 20 unit @ Rp 42.000,Mei
28 Penjualan 15 unit @ Rp 55.000,Mei
30 Pembelian 8 unit @ Rp 42.500,Hitunglah
besarnya penjualan, nilai persediaan per 31 Mei 2008, besarnya HPP
dan Laba Kotor bulan Mei 2008 bila PD Havara dalam menentukan HPP
menggunakan metode FIFO, LIFO dan metode ratarata.
4. PT Gobel Elektronic dalam bulan Januari 2009 melakukan transaksi
barang jenis
BZ sebagai berikut :
Jan. 1 Persediaan awal 25 unit @ Rp 76.500,Jan.
4 Dibeli dengan kredit 30 unit barang @ Rp 78.000,Jan
8 Dijual tunai pada Toko Jaya 35 unit @ Rp 112.000,Jan
13 Dibeli per kas 60 unit barang @ Rp 80.000,Jan
18 Dijual secara kredit pada PD Abadi 50 unit @ Rp 115.000,Jan
20 Dibeli secara kredit 40 unit barang @ Rp 82.500,Jan
24 Dibeli secara tunai 45 unit barang @ Rp 85.000,Jan
28 Dijual secara kredit 65 unit @ Rp 120.000,PT
Gobel Electronic menggunakan metode balance permanen/perpectual
inventory system untuk mencatat persediaan barang dagangannya.
Berdasar
data tersebut diminta :
a. Buatlah kartu persediaan jenis BZ, bila penetapan Harga Pokok
dengan
metode LIFO
b. Hitunglah besarnya :
Ø Persediaan akhir per 31
Januari 2009
Ø Jumlah penjualan bulan
Januari
Ø Harga Pokok Penjualan
Ø Laba Kotor.
3 komentar:
Jawaban dari soal bisa di publikasikan tidak ? Buat patokan bener atau enggaa
Min saya mau nanya
Itu di metode ratarata bergerak
Harga persed awalkn 800
Pas ada nambahan, kenapa di persed jadi 821,43?
Mohon penjelasannya..
Terimakasi
Thanks ya buat materinya , lengkap semua
Posting Komentar