Pemberian kode akun dalam buku besar erat sekali hubungannya dengan pengelompokan akun dalam nearca.Oleh karena itu, susunan akun dalam buku besar henaknya disesuaikan dengan susunan akun dalam neraca.
Metoce pemberian nomor akun yang dapat digunakan antara lain :
a. Kode numerial angka berurutan
Dengan metode ini, akun2 buku besar diberi nomor secara berurutan. Angka yang digunakan dapat dimulai dari angka tertentu tergantung kepada banyaknya akun dalam buku besar.
Contohnya :
chat yuk
Labels
- AKTIVA TETAP (4)
- AKUN AKUN (2)
- AKUNTANSI (19)
- AKUNTANSI KAS (5)
- BARANG DAGANGAN (9)
- BIAYA (5)
- BIOKIMIA (1)
- BUAH (1)
- BUKTI TRANSAKSI (4)
- BUKU BESAR (2)
- BUKU BUKU (1)
- CONTOH CONTOH SOAL (3)
- DASAR DASAR AKUNTANSI (6)
- DOKUMEN TRANSAKSI (1)
- DOWNLOAD (2)
- GAMBAR (4)
- HARGA POKOK PESANAN (2)
- HIJAB (1)
- INFORMASI (1)
- JURNAL (14)
- MANFAAT BUAH (1)
- MANUFAKTUR (16)
- METODE (3)
- METODE PENILAIAN PBD (4)
- METODE PENYUSUTAN (2)
- PAJAK (3)
- PERSEDIAAN (9)
- PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN (9)
- PERUSAHAAN JASA (3)
- PIUTANG (5)
- SISTEM FISIK (2)
- SISTEM PERPECTUAL (2)
Blog Archive
-
▼
2012
(84)
-
▼
November
(30)
- Teknik Pengkodean Akun-akun dalam Buku Besar
- Pencatatan Transaksi dalam Jurnal Pengeluaran Kas
- Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal Pembelian
- Contoh Pembagian Deviden
- Pembagian Deviden
- Beban Yang Masih Harus Dibayar
- Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
- Pendapatan Diterima Dimuka
- Beban Dibayar Dimuka
- Siklus Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur
- Obyek PPh pasal 22
- Pemungut PPh pasal 22
- Pengertian PPh pasal 22
- Dokuman Transaksi Mutasi Piutang
- Piutang
- Prinsip Penilaian Penentuan Kredit
- Identifikasi Pelanggan
- Perlengkapan yang Diperlukan dalam Pengelolaan Kredit
- Sistem Voucher
- Rekonsiliasi Bank
- Kas Kecil
- Cara Memperoleh Aktiva Tetap
- Pengertian Aktiva Tetap
- Laporan Perubahan Modal
- Laporan Laba Rugi
- Neraca
- Bentuk Buku Besar
- Peralatan dan Perlengkapan yang Diperlukan dalam P...
- Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
- Penghitungan Biaya Overhead Pabrik
-
▼
November
(30)
Blog List
Rabu, 07 November 2012
Pencatatan Transaksi dalam Jurnal Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas meliputi pembayaran dengan uang tunai dan pembayaran dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Untuk kepentingan pengawasan kas, semua penerimaan kas biasanya disetorkan ke bank sehingga pengeluaran kas harus menggunakan cek atau bilyet giro.
Bnetuk jurnal pengfeluaran kas disesuaikan dnegan kebutuhan perusahaan dengan memperhatikan volume dan sifat transaksi yang biasa terjadi dalam perusahaan.
Contoh bentuk jurnal pengeluaran kas :
Bnetuk jurnal pengfeluaran kas disesuaikan dnegan kebutuhan perusahaan dengan memperhatikan volume dan sifat transaksi yang biasa terjadi dalam perusahaan.
Contoh bentuk jurnal pengeluaran kas :
JURNAL PENGELUARAN KAS
|
|||||||||
TGL
|
NO BUKTI
|
KET
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
||||
SERBA SERBI
|
PEMBELIAN
|
HUTANG DAGANG
|
POT. PEMBELIAN
|
KAS
|
|||||
Categories
JURNAL
Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal Pembelian
Jurnal pembelian berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi pembelian barang yang dilakukan secara kredit. Bentuk jurnal pembelian biasanya disesuaikan dengan keperluan sehingga pertimbangan untuk menyediakan bentuk jurnal pembelian yang akan digunakan harus disesuaikan dengan transaksi pembelian kredit yang dilakukan.
Seperti ini contoh jurnal pembelian.
Seperti ini contoh jurnal pembelian.
JURNAL PEMBELIAN
|
||||||||
TGL
|
NO FAKTUR
|
NAMA KREDITUR
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
|||
AKUN
|
SERBA SERBI
|
HUTANG DAGANG
|
||||||
AKUN
|
REF
|
JUMLAH
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Categories
JURNAL
Selasa, 06 November 2012
Contoh Pembagian Deviden
1. Pada aktiva bulan agustus 2008 PT ABC membagi deviden berupa surat berharga perusahaan lain yaitu 100 lembar saham PT SUD nominal saham PT SUD @Rp 10.000 harga pasar RP 11.500 PT ANDA memiliki 100 lembar saham PT ABC jurnal yang dibuat oleh PT ANDA ?
Jawaban :
100 lembar x Rp 11.500 = Rp 1.150.000
Surat berharga Rp 1.150.000
Pendapatan deviden Rp 1.150.000
2. 50 lembar saham PT ABC nominal Rp 30.000 yang dibeli tanggal 2 januari 2008 dengan kurs 102 dan biaya pembelian lainnya RP 25.000 saham tsb ditarik per 14 sept 2008 dengan kurs 109.Bagaimana jurnalnya ?
Jawaban :
Harga jual = 50 x Rp 30.000 x 109 = Rp 1.635.000
Harga beli = 50 x Rp 30.000 x 102 = Rp 1.530.000
Biaya pembelian = Rp 25.000
Rp 1.555.000
Laba penjualan = Rp 1.635.000 - Rp 1.555.000
= Rp 80.000
Kas Rp 1.635.000
Invest. jk. pjg saham Rp 1.555.000
Laba penjualan Rp 80.000
Jawaban :
100 lembar x Rp 11.500 = Rp 1.150.000
Surat berharga Rp 1.150.000
Pendapatan deviden Rp 1.150.000
2. 50 lembar saham PT ABC nominal Rp 30.000 yang dibeli tanggal 2 januari 2008 dengan kurs 102 dan biaya pembelian lainnya RP 25.000 saham tsb ditarik per 14 sept 2008 dengan kurs 109.Bagaimana jurnalnya ?
Jawaban :
Harga jual = 50 x Rp 30.000 x 109 = Rp 1.635.000
Harga beli = 50 x Rp 30.000 x 102 = Rp 1.530.000
Biaya pembelian = Rp 25.000
Rp 1.555.000
Laba penjualan = Rp 1.635.000 - Rp 1.555.000
= Rp 80.000
Kas Rp 1.635.000
Invest. jk. pjg saham Rp 1.555.000
Laba penjualan Rp 80.000
Pembagian Deviden
1. Deviden Kas
Kas xxx
Pendapatan deviden xxx
atau
Kas xxx
Pendapatan deviden xxx
Investasi jngka pjg saham xxx
2. Deviden saham
Jika deviden saham = saham yang dimiliki sebelumnya, maka tidak ada perusahan nilai buku saham, deviden saham tidak mempengaruhi pembagian harta perusahaan dan tidak mempengaruhi proporsi pemilikan modal para pemegang saham, maka tidak perlu dibuat jurnal, cukup dibuat memorandum saja.
3. Deviden non kas dan non saham
Jika deviden dibagi berupa aktiva non kas dan non saham maka pencatatanya dilakukan pada harga pasar aktiva yang diterima.
Kas xxx
Pendapatan deviden xxx
atau
Kas xxx
Pendapatan deviden xxx
Investasi jngka pjg saham xxx
2. Deviden saham
Jika deviden saham = saham yang dimiliki sebelumnya, maka tidak ada perusahan nilai buku saham, deviden saham tidak mempengaruhi pembagian harta perusahaan dan tidak mempengaruhi proporsi pemilikan modal para pemegang saham, maka tidak perlu dibuat jurnal, cukup dibuat memorandum saja.
3. Deviden non kas dan non saham
Jika deviden dibagi berupa aktiva non kas dan non saham maka pencatatanya dilakukan pada harga pasar aktiva yang diterima.
Beban Yang Masih Harus Dibayar
1 September PT "X" mengeluarkan 12 % obligasi dengan nilai nominal Rp 100.000.000 bunga dibayar dibelakang tiap 1/3 - 1/9
1. Jurnal transaksi
1/9 Kas Rp 100.000.000
Hutng obligasi Rp 100.000.000
2. Jurnal penyesuaian
1/9 - 31/12 = 4 bulan
4/12 x 12/100 x Rp 100.000.000 =Rp 4.000.000
31/12 Beban bunga Rp 4.000.000
Bunga YMH dibayar Rp 4.000.000
3. Jurnal penutup
31/12 ILR Rp 4.000.000
Beban bunga Rp 4.000.000
4. Jurnal pembalik
1/1 Bunga YMH dibayar Rp 4.000.000
Beban bunga Rp 4.000.000
5. Jurnal penerimaan kas
1/3 Beban bunga Rp 6.000.000
Kas Rp 6.000.000
1. Jurnal transaksi
1/9 Kas Rp 100.000.000
Hutng obligasi Rp 100.000.000
2. Jurnal penyesuaian
1/9 - 31/12 = 4 bulan
4/12 x 12/100 x Rp 100.000.000 =Rp 4.000.000
31/12 Beban bunga Rp 4.000.000
Bunga YMH dibayar Rp 4.000.000
3. Jurnal penutup
31/12 ILR Rp 4.000.000
Beban bunga Rp 4.000.000
4. Jurnal pembalik
1/1 Bunga YMH dibayar Rp 4.000.000
Beban bunga Rp 4.000.000
5. Jurnal penerimaan kas
1/3 Beban bunga Rp 6.000.000
Kas Rp 6.000.000
Categories
JURNAL
Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
1 agustus perusahaan membeli 12% obligasi PT "X" dengan nilai nominal Rp 100.000 bunga diterima 1/2 - 1/8
1. Jurnal transaksi
1/8 12 % obligasi PT "X" Rp 100.000
Kas Rp 100.000
2. Jurnal penyesuaian
1/8-31/12 = 5 bulan
5/12 x 12/100 x Rp 100.000 =Rp 5.000
31/12 Bunga YMH diterima Rp 5.000
Pendapatan bunga Rp 5.000
3. Jurnal pembalik
1/1 Pendapatan bunga Rp 5.000
Bunga YMH diterima Rp 5.000
4. Penerimaan bunga
1/2 Kas Rp 6.000
Pendapatn bunga Rp 6.000
1. Jurnal transaksi
1/8 12 % obligasi PT "X" Rp 100.000
Kas Rp 100.000
2. Jurnal penyesuaian
1/8-31/12 = 5 bulan
5/12 x 12/100 x Rp 100.000 =Rp 5.000
31/12 Bunga YMH diterima Rp 5.000
Pendapatan bunga Rp 5.000
3. Jurnal pembalik
1/1 Pendapatan bunga Rp 5.000
Bunga YMH diterima Rp 5.000
4. Penerimaan bunga
1/2 Kas Rp 6.000
Pendapatn bunga Rp 6.000
Categories
JURNAL
Pendapatan Diterima Dimuka
Tanggal 1 maret diterima sewa gedung Rp 36.000.000 untuk 3 tahun (sebagai hutang)
1. Jurnal transaksi
1/3 Kas Rp 36.000.000
Sewa ddm Rp 36.000.000
2. Jurnal penyesuaian
1/3-31/12 = 10 bulan
3 tahun = Rp 36.000.000
10 bulan = Rp 10.000.000
31/12 Sewa ddm Rp 10.000.000
Pendapatan sewa Rp 10.000.000
3. Jurnal penutup
31/12 Pendapatan sewa Rp 10.000.000
ILR Rp 10.000.000
1. Jurnal transaksi
1/3 Kas Rp 36.000.000
Sewa ddm Rp 36.000.000
2. Jurnal penyesuaian
1/3-31/12 = 10 bulan
3 tahun = Rp 36.000.000
10 bulan = Rp 10.000.000
31/12 Sewa ddm Rp 10.000.000
Pendapatan sewa Rp 10.000.000
3. Jurnal penutup
31/12 Pendapatan sewa Rp 10.000.000
ILR Rp 10.000.000
Categories
JURNAL
Beban Dibayar Dimuka
Tanggal 1 maret dibayar sewa gedung 36 juta untuk 3 tahun.(dicatat sebagai harta)
1. Jurnal transaksi
1/3 Sewa dibayar dimuka Rp 36.000.000
Kas Rp 36.000.000
2. Jurnal penyesuaian
1/3-31/12 = 10 bulan
3 tahun = Rp 36.000.000
10 bulan = Rp 10.000.000
31/12 Beban sewa Rp 10.000.000
Sewa dibayar dimuka Rp 10.000.000
3. Jurnal Penutup
31/12 ILR Rp 10.000.000
Beban sewa Rp 10.000.000
1. Jurnal transaksi
1/3 Sewa dibayar dimuka Rp 36.000.000
Kas Rp 36.000.000
2. Jurnal penyesuaian
1/3-31/12 = 10 bulan
3 tahun = Rp 36.000.000
10 bulan = Rp 10.000.000
31/12 Beban sewa Rp 10.000.000
Sewa dibayar dimuka Rp 10.000.000
3. Jurnal Penutup
31/12 ILR Rp 10.000.000
Beban sewa Rp 10.000.000
Categories
JURNAL
Siklus Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur
Tahap kegiatan akuntansi dalam perusahaan manufaktur meliputi pencatatan transaksi dalam jurnal, pemindahbukuan data jurnal ke dalam buku besar dan penyusunan laporan keuangan. Transaksi yang biasa dilakukan perusahan manufaktur, selain transaksi yang sifatnya umum, juga transaksi yang menyangkut proses pengolahan bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual.Dengan demikian kegiatan akuntansi perusahaan manufaktur meliputi :
1. Pencatatan biaya produksi dalam buku jurnal
2. Pencatatan transaksi yang sifatnya umum dalam buku jurnal
1. Pencatatan biaya produksi dalam buku jurnal
2. Pencatatan transaksi yang sifatnya umum dalam buku jurnal
Categories
MANUFAKTUR
Obyek PPh pasal 22
1. Impor barang
2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Anggaran
3. Pembayran atas pembelian barang yang dilakukan oleh BUMN
4. Penjualan hasil produksi di dalam negeri
5. Penjulan hasil produksi oleh Pertamina
6. Pembelian bahan-ahan untuk keperluan industri
2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Anggaran
3. Pembayran atas pembelian barang yang dilakukan oleh BUMN
4. Penjualan hasil produksi di dalam negeri
5. Penjulan hasil produksi oleh Pertamina
6. Pembelian bahan-ahan untuk keperluan industri
Categories
PAJAK
Pemungut PPh pasal 22
1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas impor barang
2. Direktorat Jenderal Anggaran
3. BUMN
4. Badan usaha yang bergerak di bidang industri semen,rokok,derta,baja,otomotif,dll
5. Pertamina
6. BULOG
2. Direktorat Jenderal Anggaran
3. BUMN
4. Badan usaha yang bergerak di bidang industri semen,rokok,derta,baja,otomotif,dll
5. Pertamina
6. BULOG
Categories
PAJAK
Pengertian PPh pasal 22
Pajak penghasilan dalam tahun berjalan yang dipungut sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.
Categories
PAJAK
Dokuman Transaksi Mutasi Piutang
Mutasi piutang terjadi karena adanya transaksi penjualan barang dengan pembayaran kredit, penjualan retur, penerimaan pembayaran piutang dari debitor, dan penghapusan piutang.Oleh karena itu, dokumen trnsaksi yang menjadi sumber pencatatan data mutasi piutang, baik untuk pancatatan secara kolektif dalam buku jurnal dan buku besar maupun untuk pencatatan mutasi piutang tiap debitor dalam buku pembantu, terdiri atas :
1. Faktur penjualan
2. Bukti penerimaan kas
3. Memo kredit
4. Bukti memorial
1. Faktur penjualan
2. Bukti penerimaan kas
3. Memo kredit
4. Bukti memorial
Categories
PIUTANG
Piutang
Dalam arti luas, piutang adalah hak atau tuntutan kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa.
Piutang suatu perusahaan bisa terjadi karena berbagai macam transaksi, tetapi pada umumnya piutang timbul sebagai akibat transaksi penjualan barang/jasa dengan pembayaran kredit.Oleh karena itu dipandang dari sudut terjadinya, piutang diklasifikasikan sbb :
1. Piutang yang terjaid karena transaksi penjualan barang/jasa dengan pembayaran secara kredit biasa disebut dengan piutang dagang.Piutang dagang dibedakan menjadi :
a. piutang dagang yang tidak didukung dengan bukti formal
b. piutang dagang yang didukung dengan bukti formal
2. Piutang yang terjadi bukan karena transaksi penjualan atau jasa.
Piutang suatu perusahaan bisa terjadi karena berbagai macam transaksi, tetapi pada umumnya piutang timbul sebagai akibat transaksi penjualan barang/jasa dengan pembayaran kredit.Oleh karena itu dipandang dari sudut terjadinya, piutang diklasifikasikan sbb :
1. Piutang yang terjaid karena transaksi penjualan barang/jasa dengan pembayaran secara kredit biasa disebut dengan piutang dagang.Piutang dagang dibedakan menjadi :
a. piutang dagang yang tidak didukung dengan bukti formal
b. piutang dagang yang didukung dengan bukti formal
2. Piutang yang terjadi bukan karena transaksi penjualan atau jasa.
Categories
PIUTANG
Prinsip Penilaian Penentuan Kredit
Prinsip-prinsip penilaian yang digunakan dalam penentuan kredit, antara lain yang dikenal dengan prinsip 5C, yaitu :
1. Character, yaitu aspek watak atau kepribadian calon debitor
2. Capacity, yaitu aspek kemampuan calon debitor dalam menjalankan usahanya
3. Capital, yaitu aspek modal calon debitor
4. Condition, yaitu aspek pengaruh dari trend perekonomian secara umum yang diperkirakan akan mempengaruhi terhadap kegiatan usaha debitor.
5. Collateral, yaitu aspek jaminan dalam bentuk harta benda yang dimiliki calon debitor.
1. Character, yaitu aspek watak atau kepribadian calon debitor
2. Capacity, yaitu aspek kemampuan calon debitor dalam menjalankan usahanya
3. Capital, yaitu aspek modal calon debitor
4. Condition, yaitu aspek pengaruh dari trend perekonomian secara umum yang diperkirakan akan mempengaruhi terhadap kegiatan usaha debitor.
5. Collateral, yaitu aspek jaminan dalam bentuk harta benda yang dimiliki calon debitor.
Categories
PIUTANG
Identifikasi Pelanggan
Identifikasi pelanggan bertujuan agar penjualan kredit dilakukan kepada pembeli yang tepat, baik tingkat bonafiditasnya maupun maksimal kredit yang diterimanya. Oleh karena itu, kegiatan identifikasi pelanggan harus mampu memperoleh data mengenai pelanggan yang dapat dijadikan dasar dalam menentukan tingkat bonafiditas, dalam arti dapat dipercaya tidaknya seorang pelanggan dan tingkat kemampuan mengembalikan kredit yang diberikan. Data pelanggan untuk kepentingan tsb antara lain :
1. lamanya menjadi pelanggan perusahaan
2. besarnya kredit maksimal yang pernah diberikan
3. kelancaran pengembalian kredit pada periode yang lalu
4. status kredit yang sedang berjalan
5. kondisi perusahaan pelanggan yang sedang berjalan
1. lamanya menjadi pelanggan perusahaan
2. besarnya kredit maksimal yang pernah diberikan
3. kelancaran pengembalian kredit pada periode yang lalu
4. status kredit yang sedang berjalan
5. kondisi perusahaan pelanggan yang sedang berjalan
Categories
PIUTANG
Perlengkapan yang Diperlukan dalam Pengelolaan Kredit
a. Daftar Order Penjualan yang memuat antara lain nama pengirim order, besarnya order, dan kredit yang diberikan
b. Daftar pelanggan
c. Daftar usia piutang
d. Peralatan dan perlengkapan
b. Daftar pelanggan
c. Daftar usia piutang
d. Peralatan dan perlengkapan
Categories
PIUTANG
Sistem Voucher
Sistem voucher adalah suatu metode dan prosedur pencatatan yang dilaksanakan untuk mengadakan pengawasan secara efektif terhadap pembayaran-pembayaran atau pengeluaran-pengeluaran uang.
Prosedur pencatatan dalam sistem voucher :
1. Setiap kewajiban yang pada akhirnya harus diselesaikan dengan pengeluaran kas harus dicatat dalam voucher. Voucher adalah merupakan bukti adanya persetujuan untuk mengeluarkan uang.
2. Semua voucher yang dikeluarkan dicatat dalam voucher register, dan diarsipkan dalam satu file
3. Pada saat akan melakukan pembayaran, voucher diambil dari file, kemudian dibuat cek
4. Semua cek yang dikeluarkan dicatat dalam check register
5. Memposting voucher register dan check register.
Prosedur pencatatan dalam sistem voucher :
1. Setiap kewajiban yang pada akhirnya harus diselesaikan dengan pengeluaran kas harus dicatat dalam voucher. Voucher adalah merupakan bukti adanya persetujuan untuk mengeluarkan uang.
2. Semua voucher yang dikeluarkan dicatat dalam voucher register, dan diarsipkan dalam satu file
3. Pada saat akan melakukan pembayaran, voucher diambil dari file, kemudian dibuat cek
4. Semua cek yang dikeluarkan dicatat dalam check register
5. Memposting voucher register dan check register.
Categories
AKUNTANSI KAS
Rekonsiliasi Bank
Pada umumnya perusahaan-perusahaan uangnya di Bank, dan melakukan pembayaran dengan cek, kecuali pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil.
Saldo rekening bank menunjukkan jumlah uang perusahaan yang disimpan di bank dalam bentuk giro/rekening koran, maka di catat di sisi debet oleh perusahaan.
Pihak bank juga mencatat tentang utang rekening koran dengan setiap nasabahnya.
Saldo utang rekening koran menunjukkan jumlah uang nasabah yang terutang oleh bank, maka dicatat di kredit oleh bank.
Saldo rekening bank menunjukkan jumlah uang perusahaan yang disimpan di bank dalam bentuk giro/rekening koran, maka di catat di sisi debet oleh perusahaan.
Pihak bank juga mencatat tentang utang rekening koran dengan setiap nasabahnya.
Saldo utang rekening koran menunjukkan jumlah uang nasabah yang terutang oleh bank, maka dicatat di kredit oleh bank.
Categories
AKUNTANSI KAS
Kas Kecil
Dana kas kecil adalah uang yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.
Cara pencatatan dana kas kecil ada 2 cara, yaitu :
1. Sistem dana tetap
Dalam metode ini, dana kas kecil besarnya selalu tetap, sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh manajemen, sehingga tidak setiap pengeluaran dicatat dalam kas kecil.Pencatatan kembali dana kas kecil hanya dilakukan jika ada penambahan/pengisian kembali dana kas kecil.
2. Sistem dana tidak tetap
dana kas kecil berubah-ubah sesuai dengan transaksi yang menyangkut kas kecil.Setiap terjadi perubahan jumlah uang dalam kas kecil selalu diadakan pencatatan.
Cara pencatatan dana kas kecil ada 2 cara, yaitu :
1. Sistem dana tetap
Dalam metode ini, dana kas kecil besarnya selalu tetap, sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh manajemen, sehingga tidak setiap pengeluaran dicatat dalam kas kecil.Pencatatan kembali dana kas kecil hanya dilakukan jika ada penambahan/pengisian kembali dana kas kecil.
2. Sistem dana tidak tetap
dana kas kecil berubah-ubah sesuai dengan transaksi yang menyangkut kas kecil.Setiap terjadi perubahan jumlah uang dalam kas kecil selalu diadakan pencatatan.
Categories
AKUNTANSI KAS
Cara Memperoleh Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara
lain :
1.Membeli tunai
Contoh : Dibeli tunai sebuah kendaraan seharga Rp 30.000.000
juta, biaya balik nama, asuransi, dll Rp 1.800.000
Jurnalnya :
Kendaraan Rp
31.800.000
Kas Rp
31.800.000
2.Membeli secara kredit atau angsuran
Contoh : Dibeli sebuah mesin dengan 60 kali angsuran bulanan
@Rp 500.000 harga tunai mesin tersebut Rp 24.000.000
Jurnalnya :
Mesin Rp
24.000.000
Bunga yang ditangguhkan Rp
6.000.000
Hutang
angsuran Rp
30.000.000
Categories
AKTIVA TETAP
Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, yang sifatnya permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan untuk jangka panjang serta mempunyai nilai yang cukup material.
Karakteristik aktiva tetap :
1.Digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
2.Masa manfaatnya lebih dari 1 tahun
3.Mempunyai nilai yang cukup tinggi
4.Bersifat tetap/permanen
Berdasarkan sifatnya, aktiva dibedakan menjadi 2 :
1. Aktiva Tetap berwujud (Tangible Fixed Assets)
2. Aktiva Tetap tidak berwujud (Intangible Fixed Assets)
Categories
AKTIVA TETAP
Laporan Perubahan Modal
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
|
||
Modal awal
|
|
xxx
|
Laba bersih
|
xxx
|
|
Prive
|
(xxx)
|
|
Penambahan/pengurangan
|
|
xxx
|
Modal akhir
|
|
xxx
|
Categories
PERUSAHAAN JASA
Laporan Laba Rugi
Laporan mengenai penghasilan dan beban suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu.
Contoh :
LAPORAN LABA RUGI
|
||
PENGHASILAN
|
|
|
Pendapatan Jasa
|
|
xxx
|
|
|
|
BEBAN
|
|
|
Beban gaji
|
xxx
|
|
Beban perlengkapan
|
xxx
|
|
Beban penyusutan
|
xxx
|
|
Beban listik dan telp
|
xxx
|
|
Beban asuransi
|
xxx
|
|
Beban sewa
|
xxx
|
|
Beban lain-lain
|
xxx
|
|
Total beban
|
|
(xxx)
|
Laba Bersih
|
|
xxx
|
|
|
|
Categories
PERUSAHAAN JASA
Neraca
1. Neraca
Berisi unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas.
Contoh neraca :
NERACA
|
|||
AKTIVA
|
KEWAJIBAN
|
||
AKTIVA LANCAR
|
KEWAJIBAN LANCAR
|
||
Kas
|
xxx
|
Hutang dagang
|
xxx
|
Surat berharga
|
xxx
|
Hutang wesel
|
xxx
|
Piutang dagang
|
xxx
|
Hutang bunga
|
xxx
|
Perlengkapan
|
xxx
|
Total kewajiban lancar
|
xxx1
|
Gaji dibayar dimuka
|
xxx
|
||
Total Aktiva lancar
|
xxx1
|
KEWAJIBAN JANGKA PJG
|
|
Hutang hipotik
|
xxx2
|
||
INVEST.JNGK.PJG
|
|||
Saham PT NUSA
|
xxx2
|
EKUITAS
|
|
Modal Usaha
|
xxx3
|
||
AKTIVA TETAP
|
|||
Tanah
|
xxx
|
||
Bangunan
|
xxx
|
||
Akm peny. Tanah
|
(xxx)
|
||
Akm peny.bangunan
|
(xxx)
|
||
xxx3
|
|||
Total Aktiva
|
xxx1+2+3
|
Total Kewajiban
|
xxx1+2+3
|
Categories
PERUSAHAAN JASA
Langganan:
Postingan (Atom)
Free Music at divine-music.info